Pilih Bahasa
Buku Tamu
Jadwal Sholat
Jumlah Pengunjung
Kalender
Antivirus Links
Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji
Kamis, 28 April 2011


Menteri Agama Suryadharma Ali meluncurkan program Gemmar Mengaji ini di enam provinsi sebagai daerah percontohan, yakni DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Banten, dan DIY. Program ini melibatkan 800 ribu masjid/musholla dan menggerakan 95 ribu penyuluh di seluruh pelosok tanah air.

Dalam program ini, para penyuluh akan membina 496.000 majelis taklim di Indonesia. Program ini juga akan melibatkan 300 ribu guru agama dan 50.000 pondok pesantren
Upaya ini juga merupakan salah satu bentuk ketahanan keluarga. Karena dari keluarga lah ketahanan dan kekuatan bangsa dimulai. Dengan adanya gerakan ini mudah-mudahan tidak ada lagi buta huruf Al-Qur`an bagi keluarga muslim Gemmar Mengaji ini bisa mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di kalangan generasi muda seperti narkotik, psikotropika, dan zat adiktif. "Kita sangat khawatir karena berdasarkan data kepolisian RI pada tahun 2008, ada sekitar 3,2 juta penduduk Indonesia yang terlibat dalam penyalahgunaan narkotik, psikotropika, dan zat adiktif. Jumlah ini setara dengan kurang lebih 1,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia Tak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi dan informasi yang semakin canggih berdampak pada perilaku kehidupan masyarakat. Terlebih, di kota-kota besar seperti Jakarta. Sebagai contoh, di pemukiman atau perkampungan-perkampungan Jakarta saat ini sulit ditemui kegiatan pengajian seusai sholat Maghrib. Padahal, dahulu kegiatan ini sering dilakukan warga Jakarta, terutama yang berada di perkampungan Betawi. Kondisi ini, tentu saja membuat prihatin banyak kalangan, tak terkecuali Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Oleh karena itu, untuk menggiatkan kembali kegiatan itu, Fauzi Bowo mencanangkan, Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (Gemmar Mengaji) di Aula Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Selasa (26/4).

Saat ini, dikatakan Fauzi Bowo, telah terjadi krisis dekadensi moral yang cukup memprihatinkan. Kini, budaya asing yang bersifat materialistik tumbuh pesat. Namun, ahlak dan moral generasi bangsa juga ikut menurun. Untuk itu, Fauzi tidak mengharapkan, timbulnya gejala perilaku yang cenderung menghabiskan waktu hanya untuk kehidupan yang bersifat duniawi. “Dulu, warga Jakarta sering melakukan pengajian seusai sholat maghrib di rumah-rumah penduduk. Ini sebetulnya tradisi yang sangat baik, namun saat ini malah hilang,” ujar Fauzi Bowo.

Sebagai seorang yang dibesarkan keluarganya dalam tradisi Islam, dirinya melihat, jika dilakukan dengan baik, program Gemmar Mengaji ini tentu akan membawa manfaat yang sangat baik.

Dijelaskan Fauzi Bowo, di tengah kemajuan teknologi saat ini, semuanya ingin meningkatkan kualitas hidupnya masing-masing. Dan itu merupakan hal yang wajar. Namun, alangkah baiknya, jika warga ibu kota tidak hanya dicerdaskan melalui teknologi saja, melainkan juga memiliki keteguhan iman dan ketangguhan akhlak, sehingga para generasi bangsa ini nantinya akan tumbuh sebagai generasi Qurani.
KUA Building

Jl.Balai Pustaka I No. 37 Rawamangun Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia
Berita Sebelumnya
Database Post
Links
:: Departemen Agama RI
:: DitJen BiMas Islam
:: Kanwil Depag DKI Jakarta
:: Presiden RI
:: PemDa DKI Jakarta
:: PemKot Jakarta Timur
:: KUA Duren Sawit Jak-Tim
:: KUA Kalideres Jak-Bar
:: KUA Cilincing Jak-Ut
:: KUA Mampang Prapatan JakSel
:: KUA Pasar Minggu Jak-Sel
:: KUA Penjaringan Jak-Ut
:: KUA Senen Jakarta Pusat
:: KUA Cempaka Putih Jak-Pus
:: KUA Karanganyar Demak
:: KUA Purwanegara Jateng
:: KUA Kedungkandang Malang
:: KUA Ngantang Malang
:: KUA Batu Malang
:: KUA Tapaktuan Aceh
:: KUA Pemangkat Kal-Bar
:: KUA Kuta Bali
:: KUA JerukLegi Cilacap
:: KUA Batam Kota Kep.Riau
:: KUA Arahan Indramayu
:: KUA Jampang Kulon Sukabumi
:: KUA Kraton
:: KUA Siborongborong Tapanuli
Powered by

BLOGGER

© 2011 Kantor Urusan Agama Pulogadung, Templates by isnaini.com